Model pembelajaran yang paling baik bahwa hal itu sangat bergantung tujuan, siswa dan pengajar. Tetapi hal berikutnya adalah siswa yang mengajari siswa lainnya. Dalam pembelajaran resiprokal siswa berperan sebagai pelajar sekaligus pengajar dan dalam bagian ini menitik beratkan terwujudnya pertukaran mutual melalui peran-peran ganda seorang siswa. Pembelajaran resiprokal bersifat aktif, bukan pasif, mengharuskan siswa memberi dan menerima disaat mereka saling membantu dalam upaya memperoleh pengetahuan atau pemahaman. Ketika seorang siswa berupaya memahami sebuah persoalan dengan baik agar bisa menjelaskannya kepada siswa lain, maka otomatis ia juga meningkatkan kemampuan pembelajarannya sendiri.

Pengajaran resiprokal mendorong terjadinya interdependensi. Mahasiswa harus bisa memanfaatkan dengan baik pengetahuan, ketrampilan, dan pemahaman yang dimiliki teman mereka. Mereka harus bekerja sama, bukan bersaing, karena setiap siswa memiliki peran dalam keberhasilan belajar sekelasnya. Siswa yang pemalas atau pendiam memilkiki peran untuk dimainkan. Dengan teknik ini juga dapat membantu siswa menyimpan informasi, karena siswa membuat sintesis, klarifikasi, dan terus mengulang gagasan-gagasan dan menerima penguatan langsung tentang konsep-konsep pelajaran. Enam model pembelajaran resiprokal terbaik yang akan dijelaskan berikut memberi kerangka bagi siswa untuk membantu satu sama lain secara terarah dalam menguasai konten pelajaran dan mebangun berbagai ketrampilan berbasis disiplin yang merupakan tujuan utama pengajaran bagi sebagaian besar pengajar.
  1. Note Taking Pairs adalah sebuah teknik dimana siswa mengumpulkan informasi dari catatan-catatan mereka untuk membuat catatan berpasangan yang lebih dikembangkan. Sangat berguna khususnya untuk membantu mahasiswa mendapat informasi yang kurang atau terlewat dan mengoreksi ketidakakuratan catatan mereka serta belajar untuk menjadi pencatat yang lebih baik 
  2. Learning Cell adalah sebuah teknik dimana siswa saling menanyai satu sama lain menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang mereka buat sendiri mengenai bacaan yang ditugaskan atau kegiatan belajar lainnya. Sangat berguna khususnya untuk melibatkan siswa secara aktif dalam memikirkan konten dan mendorong mereka untuk saling menantang satu sama lain untuk meraih tingkat pemikiran yang lebih dalam. 
  3. Fishbowl adalah teknik dimana siswa membentuk lingkaran konsentris dengan kelompok yang lebih kecil untuk berdiskusi sedangkan kelompok yang lebih besar mendengarkan dan mengamati. Sangat berguna khususnya untuk memberi kesempatan pada siswa untuk membuat model atau mengamati proses-proses kelompok dalam suasana diskusi 
  4. Role Play adalah sebuah teknik dimana siswa mengasumsikan identitas yang berbeda dan menjalankan sebuah scenario. Sangat berguna khususnya untuk melibatkan siswa dalam sebuah kegiatan kreatif yang dapat membantu mereka menerapkan learning by doing (belajar dengan melakukan) 
  5. Jigsaw adalah sebuah teknik dimana siswa mebangun pengetahuan mengenai topic yang diberikan kemudian mengajarkannya kepada orang lain. Sangat berguna khususnya untuk memotivasi siswa untuk belajar dan memproses informasi dengan cukup dalam untuk mengajarkannya kepada teman mereka  
  6. Test Taking Teams (Tim pengkiut ujian) mempersiapkan ujian dengan kerja kelompok, melaksanakan ujian secara individual, kemudian melaksakannya lagi secara berkelompok. Sangat berguna khususnya untuk membantu mahasiswa menilai dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi sambil mereka saling mengajari strategi-strategi mengikuti ujian kepada satu sama lain.


Inti dari penerapan model pembelajaran yang baik ialah pertukaran informasi, gagasan, dan pendapat dalam diskusi yang terbuka dan provokatif. Diskusi sebagai sebuah metode pembelajaran sangat ideal bagi pembelajaran aktif dan merupakan salah satu perangkat paling berharga dalam perbendaharaan perangkat yang dimiliki pendidik. Sebuah diskusi take and give yang baik dapat menghasilkan pengalaman belajar yang tiada tara ketika para siswa mengartikulasikan ide-ide mereka, merespon pikiran teman sekelas, dan membangun ketrampilan dalam mengevaluasi diri sendiri dan posisi orang lain. Metode diskusi sebagai perangkat pengajaran yang efekif telah diterapkan sejak lama: diskusi kelas telah dan tetap menjadi satu-satunya metode pengajaran paling popular sekarang ini.

Mengapa diskusi begitu popular? Barangkali karena pengajar melihat bahwa diskusi dapat membantu siswa belajar dalam berbagai macam cara. Diskusi membantu siswa merumuskan ide-ide mereka dan belajar mengomunikasikannya dengan jelas. Diskusi mendorong siswa berpikir dengan menggunakan bahasa dan kebiasaan disiplin ilmu yang bersangkutan. Dengan metode ini mengahadapkan siswa pada beragam perspektif, meningkatkan kesadaran mereka akan ambiguitas dan kompleksitas, dan menantang mereka untuk melihat dan menginvestigasi berbagai macam asumsi. Dengan diskusi mengajari siswa untuk menjadi pendengar yang baik, tekun, dan menghargai pendapat. Disamping itu juga mendidik siswa belajar lebih dalam dan memiliki kemampuan mengingat lebih lama dengan cara mengaharuskan mereka menghubungkan apa yang mereka dengar dan apa yang mereka katakan dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki.

Meskipun demikian, mengajak siswa berpartisipasi dalam sebuah diskusi yang baik adalah pekerjaan sulit. Jika siswa sudah duduk pasif sambil mendengarkan pelajaran, banyak yang kemudian cenderung terus duduk pasif dan mendengarkan dengan pasif ketika pelajaran berganti ke diskusi, mendengarkan dengan tenang beberapa teman mereka yang memberikan komentar. Diskusi yang baik menuntut partisipan untuk ikut berbicara dan mengatakan apa yang mereka pikirkan, rasakan, serta yakini, dan banyak siswa yang enggan untuk mengambil resiko ini. Sebagian siswa takut dipermalukan di depan umum jika mereka memberikan komentar yang dianggap konyol dan salah. Apapun alasan keengganan siswa berbicara, banyak pengajar termasuk saya pribadi menemukan bahwa menstimulasi diskusi kelas adalah sesuatu hal yang sulit. Namun demikian enam model pembelajaran terbaik untuk diskusi kelas yang akan saya uraikan berikut dapat memecah kebekuan, diantaranya:

  1. Tink Pair Share; adalah teknik dimana siswa berpikir secara individu selama beberapa menit, kemudian berdiskusi dan membandingkan tanggapan mereka dengan pasangannya sebelum berbagai keseluruh kelas. Model ini digunakan khususnya untuk memersiapkan siswa agar lebih berpartisipasi secara lebih utuh dan efektif dalam sebuah diskusi kelas 
  2. Round Robin: teknik dimana siswa memunculkan gagasan dan berbicara secara berurutan dari siswa yang satu ke siswa berikutnya. Digunakan khususnya untuk menyusun sesi sumbang saran dan memastikan bahwa semua mahasiswa ikut berpatisipasi 
  3. Model Buzz Group: mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang ada hubungannya dengan pelajaran secara informal dalam kelompok kecil. Secara khusus digunakan untuk mengumpulkan banyak informasi dan gagasan dalam waktu singkat untuk persiapan dan mengembangkan diskusi kelas 
  4. Talking Chips: adalah teknik dimana siswa berpatisipasi dalam diskusi kelompok dan menyerahkan sebuah tanda setiap kali mereka berbicara. Digunakan khsusunya untuk memastikan partisipasi yang sewajarnya 
  5. Three-Step-Interview: adalah teknik dimana siswa saling mewancarai satu sama lain dan melaporkan apa yang mereka pelajari kepada pasangan lainnya. Digunakan khususnya untuk membantu siswa menghubungkan dan mengembangkan ketrampilan berkomunikasi 
  6. Critical Debates: yakni dimana siswa mengasumsikan dan membuktikan satu sisi dari sebuah persoalan yang berlawanan dengan pandangan-pandangan pribadi mereka. Secara khusus digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mendorong siswa untuk menantang asumsi yang sudah mereka miliki.
Kenam model pembelajaran yang telah saya sampaikan di atas merupakan strategi yang sangat baik untuk mengembangkan diskusi kelas. Gunakan sebagai alternative untuk kelompok kecil atau sebagai pemanasan untuk partisipasi seluruh kelas. Model-model pembelajaran diatas mengatasi masalah-masalah umum diskusi dengan cara:
  • Membagi kelas menjadi kelompok kecil atau berpasang-pasangan agar setiap individu memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi 
  • Berikan peran yang bermakana kepada setiap siswa yang mengharuskan setiap siswa untuk terlibat dan berkontribusi 
  • Mengurangi resiko yang diasosiasikan dengan berbicara dan mengatakan apa yang sesungguhnya dipikirkan seseorang karena diskusi terjadi dalam kelompok kecil teman sekelas dan bukan dilakukan secara umum di depan kelas dan pengajar 
  • Memungkinkan siswa mengkalarifikasi pikiran-pikiran mereka dan melatih komentar-komentar mereka sebelum berbicara didepan kelas 
  • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan siswa lain yang mungkin setuju dan mendukung opini mereka sebelum opini tersebut disampaikan dihadapan public.
sudibyo88's Profile on Ping.sg 

top